Auditing Vendor
oleh : Ramadhany dan Rahmawan Sudrajat
2.1
Pengertian
Auditing
Bila kita mendengar
kata audit, yang ada di pikiran kita pasti teringat pada seseorang
yang meneliti dan melakukan pengecekan.atas berbagai macam hal. Pada
dasarnya audit memang sebuah proses pemeriksaan. Mengingat pentingnya
proses audit, maka biasanya pihak auditor akan memerintahkan kepada
lembaga/perusahaan yang akan diaudit untuk menyiapkan berkas-berkas
yang diperlukan. Dalam kasus tertentu terkadang proses audit
dilakukan oleh sebuah lembaga audit independent supaya hasilnya bisa
lebih dipercaya. Berikut ini adalah pengertian dan definisi audit
meurut beberapa ahli :
- Jeffrey liker
Audit merupakan
praktek manajemen yang bersifat memaksa, yang menekankan anggapan
bahwa pekerjaan terstandarisasi merupakan kerangka kerja dari suatu
birokrasi yang kaku.
- J.B Suharjo
Audit merupakan
penilaian terhadap kinerja melalui perbandingan apa yang dilakukan
dengan standar yang seharusnya dilakukan.
- Wishnu AP
Audit adalah proses
pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
bagaimana sesungguhnya pelaksanaan kualitas diterapkan. Hasil audit
akan didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala.
2.2
Mekanisme Proses Auditing Vendor
- Tahap perencanaan audit
Proses pengadaan
diperlukan agar fungsi organisasi tercapai. Pengadaan memiliki
pengertian yang lebih luas dari sekedar proses pembelian saja
(purchasing/buying/commisioning). Pengadaan merupakan salah satu
kunci keberhasilan proses bisnis suatu organisasi karena efisiensi
suatu organisasi dapat dicapai melalui proses pengadaan yang baik.
Pengadaan merupakan kegiatan pertukaran aset sehingga diperlukan
pengelolaan/manajemen aset. Untuk mencapai hal tersebut maka proses
pengadaan memerlukan strategi dan operasional pengadaan.
Strategi pengadaan
dimaksudkan untuk mendapatkan fleksibilitas terhadap pengadaan
berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan dengan menggunakan berbagai
tipe kontrak. Penggunaaan tipe kontrak sendiri dipilih dengan
mempertimbangkan kinerja dan insentif berupa penghematan dan
efisiensi.
Manajemen Pengadaan
yang efektif :
- Right products (tepat produk),
- Right quantity (tepat kuantitas),
- Right time (tepat waktu),
- Right place (tepat lokasi),
- Right support/service (tepat pelayanan),
- Right vendor (penyedia jasa yang tepat),
- Right procedure (tepat prosedur),
- Right quality (tepat kualitas),
- Right price/cost (harga yang tepat).
Harga yang tepat
tidak selalu yang murah, yang dihitung adalah total cost of ownership
dan bukan hanya harga awal barang/jasa yang dibeli. Skema proses
pengadaan dan audit manajemen pengadaan secara garis besar adalah
sebagai berikut:
Gambar
Skema Proses Pengadaan dan Audit Manajemen Pengadaan
Berdasarkan
pengertian pengadaan tersebut maka diketahui bahwa proses pengadaan
diawali dari proses penganggaran/budgeting, diikuti proses permintaan
terhadap barang/jasa tersebut. Proses tersebut jarang sekali
dilakukan audit. Padahal pada proses ini risiko terbesar pada proses
pengadaan timbul. Proses tersebut meliputi identifikasi dan analisis
terhadap kebutuhan barang/jasa.
Audit vendor yang
sering dilakukan adalah audit kepatuhan/compliances terhadap proses
pemilihan penyedia jasa hingga proses settlement/penyelesaian
pembayaran. Selain memahami proses pengadaan maka dalam melakukan
audit manajemen pengadaan perlu diketahui risiko sistem pengadaan,
yaitu sebagai berikut:
- Barang/jasa tidak dibutuhkan,
- Barang/jasa tidak sesuai dengan arah kebijakan pengadaan organisasi tersebut,
- Barang/jasa kemahalan/mudah rusak (do not provide value for money),
- Barang/jasa tidak diterima oleh organisasi,
- Prinsip ekonomis tidak dilakukan (negosiasi harga tidak dilakukan karena kurangnya proses pengadaan secara sentralisasi).
- Pengevaluasian Informasi Vendor Untuk Diaudit
Dalam melakukan
audit vendor, manajer audit dapat mempertimbangkan fokus audit
sebagai berikut :
Gambar
Fokus Audit
Dalam audit vendor
membantu organisasi dalam mencapai tujuan pengadaan dengan cara
mengevaluasi dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap
efektifitas pengelolaan risiko pengadaan, proses pengendalian dan
kepatuhan. Area audit pengadaan adalah sebagai berikut :
- Environment audit : mengetahui kondisi pasar/vendor, jumlah vendor, dsb
- Strategy audit : mengetahui strategi manajemen pengadaan,
- Organization audit : melihat organisasi pengadaan dan efektifitasnya,
- System audit : melihat kepatuhan terhadap sistem pengadaan,
- Productivity audit : melihat produktifitas pengadaan,
- Function audit : melihat fungsi manajemen termasuk leadership manajemen pengadaan.
Perencanaan Audit
sangat penting dalam melakukan audit maka diperlukan persiapan audit,
sebagai berikut :
- Informasi Umum Auditi (Profiling Auditee) yaitu berupa pengenalan terhadap organisasi auditi, sumber daya manusia dan manajemen audit.
- Strategi Audit yaitu fokus utama dalam audit, dan
- Pendekatan Audit yaitu teknik-teknik audit yang digunakan.
Langkah-Langkah
dalam melakukan audit manajemen pengadaan secara umum sama dengan
proses audit kinerja, yaitu sebagai berikut :
- Survey Pendahuluan
- Pembuatan Checklist
- Rapat Pembukaan
- Pengumpulan Bukti Audit
- Evaluasi Bukti Audit
- Rapat Penutupan
- Penyampaian LHA
Hal yang perlu
diperhatikan adalah perlunya rekomendasi berupa tindakan preventif.
Tindakan preventif merupakan proses rekomendasi yang proaktif dari
auditor untuk mengidentifikasi, mengembangkan potensi dan perbaikan
di kemudian hari. Rekomendasi lain adalah berupa tindakan korektif
yang diperlukan untuk mengatasi masalah akibat kesalahan pelaksanaan
prosedur.Persiapan dan Perencanaan Audit dituliskan pada Program
Kerja Audit yang berisikan seluruh subjek audit,
pertanyaan-pertanyaan dan informasi yang terkait dengan proses audit.
- Audit Tools
Dalam melaksanakan
audit vendor maka dari segi frekuensi audit dapat dikelompokkan
menjadi audit yang dilakukan secara rutin (scheduled) dan audit di
luar waktu rutin atau audit sporadis (sporadic).
Audit secara rutin
antara lain dengan cara audit compliance; inspeksi; user satisfaction
survey; data aktifitas; pengendalian internal rutin. Audit yang
dilakukan sporadis antara lain audit karena kejadian-kejadian tidak
disengaja baik yang berupa isu maupun hasil; complaints; dan
saran-saran perbaikan.
Audit vendor yang
sering dilakukan adalah audit kepatuhan/compliances, namun untuk
memberikan nilai tambah (value added) audit maka proses pengadaan pun
dapat dievaluasi keefektifannya. Cara evaluasi proses pengadaan
antara lain dengan mengidentifikasi hal-hal kritis, memahami secara
mendalam proses pengadaan, membuat skema “As Is” yaitu skema yang
menunjukan cara pengadaan yang diharapkan dapat diterapkan untuk
peningkatan efisiensi pengadaan, membandingkan antara skema “As Is”
dengan kondisi sebenarnya dan memberikan evaluasi terhadap
perbedaan-perbedaan tersebut. Skema “as is” ini dapat menjadi
input untuk pengembangan sistem dan prosedur yang ada. Saran
perbaikan dari pihak auditi juga menjadi satu hal yang dapat
dijadikan input perbaikan tersebut.
Penggunaan flow
chart (bagan alir) juga dapat menjadi sarana dalam evaluasi prosedur
yang ada. Semakin banyaknya proses berulang pada pihak tertentu
merupakan indikasi kekurangefisienan sistem dan prosedur yang ada.
- Komunikasi Audit
Teknik berkomunikasi
adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Proses
komunikasi terdiri atas berbicara dan mendengar. Keduanya diperlukan
untuk memberikan pemahaman atas maksud yang dituju, memberikan ide
dan masukan bagi pihak lain, dan membuat orang lain melakukan apa
yang kita rekomendasikan.
Metode dalam
komunikasi adalah secara verbal, non-verbal, dan tulisan. Menurut
penelitian cara komunikasi yang berdampak cepat adalah melalui
non-verbal. Kendala dalam berkomunikasi antara lain kurangnya
pengetahuan, perbedaan kultur/budaya, persepsi, jumlah penerima
pesan, noise (keributan) dan lain-lain.
Seorang auditor
diharapkan memiliki teknik komunikasi mendengar yang baik karena saat
mendengar diharapkan seluruh informasi yang diperlukan dapat dicerna
dan dikumpulkan. Cara meningkatkan teknik mendengar ini antara lain
saat melakukan audit maka auditor harus berusaha mengurangi/membatasi
gangguan pendengaran lain seperti melakukan wawancara di ruangan
tertutup, mengurangi penggunaan telepon saat wawancara, mengembangkan
sikap menerima (receptive) dan empati terhadap auditi. Tujuannya
adalah seluruh informasi terkumpul dan pada akhirnya auditor dapat
memberikan rekomendasi yang tepat bagi organisasi.Cara berkomunikasi
pada auditing juga tergantung kebutuhan audit apakah itu audit
kepatuhan atau audit investigatif.
- Analisis Kebutuhan Pengadaan
Audit terhadap
kebutuhan pengadaan seharusnya menjadi kegiatan audit rutin untuk
mengevaluasi tingkat efisiensi proses pengadaan suatu organisasi. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi pengadaan barang/jasa yang sebenarnya
belum atau tidak diperlukan organisasi. Hal ini terkait dengan
penghematan anggaran karena terbatasnya sumber dana/pembiayaan yang
dimiliki oleh organisasi.
Hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam analisis kebutuhan antara lain pola-pola pengadaan
dan rencana waktu proses pengadaan. Kombinasi pembelian dengan
kontrak jangka panjang dan atau kontrak jangka pendek dapat lebih
mengefektifkan proses pengadaan baik untuk organisasi maupun penyedia
jasa.
3. Tahap
Penyampaian Hasil Laporan Audit
Pada tahap ini,
hasil laporan audit ditujukan untuk kepentingan manajemen yang
dirangcang untuk memperkuat pengendalian audit, untuk menentukan
ditaati atau tidaknya prosedur yang telah ditetapkan.
Audit ini harus
melaporkan kepada manajemen apabila terjadi penyelewengan atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi
perusahaan dan memberikan sasaran-sasaran atau rekomendasi untuk
perbaikanya.
Laporan audit ini
memuat :
- tujuan dan ruang lingkup audit
- uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
- temuan-temuan
- rekomendasi perbaikan
- komentar auditee
4.
Tahap
Follow-Up
Pada tahap yang
terakhir ini dilakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, untuk
memastikan bahwa temuan-temuan pemeriksaan telah dilakukan tindakan
yang tepat. Pada tahapan ini auditor menindak lanjuti tanggapan
auditee terhadap laporan audit, untuk memastikan bahwa tindakan yang
tepat telah di ambil berdasarkan temuan yang dilaporkan. Disini
manajemen akan mengambil keputusan apakah vendor yang di audit akan
dipakai kembali atau tidak, sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati.
2.3
Tujuan Auditing Vendor
Tujuan utama dalam
audit vendor adalah untuk menentukan efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam membelanjakan sumber daya keuangan mereka, terutama
dalam pemilihan vendor.
Kegiatan audit dalam
sebuah perusahaan itu tentu harus selalu dilakukan, untuk memastikan
adanya komitmen dan konsistensi dalam pengiriman barang maupun
kualitas barang serta kinerja sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati.
Dengan melakukan
audit tersebut, maka diharapkan kinerja vendor terus membaik dan akan
menjadi partner perusahaan kita selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar