Cargo Quality Control
oleh : Sanny Rinaldi dan Kharisma Agung
2.1 Pengertian
Cargo
Quality Control
Sebelum
masuk ke pokok pembahasan yakni Cargo
Control Quality, lebih baiknya kita
tahu apa itu pengertian kargo dan kontrol kualitas itu sendiri.
Kargo dapat didefinisikan sebagai
barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang),
laut (kapal), atau darat (truk kontainer) yang biasanya untuk
diperdagangkan, baik antar wilayah/kota di dalam negeri maupun
antarnegara (internasional) yang dikenal dengan ekspor-impor.
Cargo
menurut para ahli
Menurut
Sudjatmiko (1995 : 65) muatan kapal atau cargo adalah segala macam
barang dan barang dagangan (goods
and merchandice) yang
diperintahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna
diserahkan kepada orang atau badan hokum dipelabuhan tujuan.
Menurut
Arvinas (1999 : 35) muatan adalah seluruh jenis barang yang dapat
dinaikkan ke dalam kapal dang diangkut dari satu tempat ke tempat
lain dan hamper seluruh jenis barang yang diperlukan oleh manusia dan
dapat diangkut dengan kapal apakah berupa barang yang bersifat bahan
baku atau merupakan hasil produksi dari suatu proses pengolahan.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud muatan atau cargo
adalah
sejumlah komoditi barang yang dikirim dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sarana angkutan baik udara, darat maupun
laut.
Pengertian
Kualitas
Jika bicara tentang
pengertian kualitas, tentunya akan bnyak versi dari masing-masing
pakar dalam bidangnya,, berikut saya mencoba untuk mengumpulkan
beberapa penegrtian kualitas dari beberapa sumber atau referensi.
Beberapa pakar
kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran
(1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai
‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewaan
produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi.
Juran (1962)
“kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.”Crosby
(1979) “kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang
meliputiavailability, delivery, realibility, maintainability, dan
cost effectiveness
”Feigenbaum (1991)
“kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang
meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,dalam
mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai
dengankebutuhan dan harapan pelanggan.
“Elliot (1993)
“kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbedadan
tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.
Sedangkan menurut
American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk
dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi
(Render dan Herizer, 1997:92).
“(Ariani, 2004: 3
da dua segi umum tentang kualitas yaitu, kualitas rancangan
dankualitas kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam
berbagai tingkatkualitas. Variasi dalam tingkat ini memang disengaja,
Sedangkan Deming
berpendapat Pengertian
Definisi Kualitas adalah
‘mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan
atas harga yang telah mereka bayarkan’. Filosofi Deming membangun
kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106)
Sedangkan delapan
dimensi kualitas menurut Philip Kotler (2000:329-333) adalah sebagai
berikut :
(1) Kinerja
(performance): karakteristik operasi suatu produk utama,
(2) Ciri-ciri atau
keistimewaan tambahan (feature),
(3) Kehandalan
(reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal,
(4) Kesesuaian
dengan spesifikasi (conformance to specifications),
(5) Daya Tahan
(durability),
(6) Kemampuan
melayani (serviceability)
(7) Estetika
(estethic): bagaimana suatu produk dipandang dirasakan dan
didengarkan, dan
(8) Ketepatan
kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).
Pengertian
Control
Pengertian Controlling
di dalam bahasa Indonesia dapat ditafsirkan sebagai
pengawasan atau pengendalian sehingga dalam bahasa Inggris pengertian
pengawasan dan pengendalian tetap dipergunakan dengan Istilah controlling.
pengawasan atau pengendalian sehingga dalam bahasa Inggris pengertian
pengawasan dan pengendalian tetap dipergunakan dengan Istilah controlling.
Controlling baik
yang dalam pengertian pengawasan atau pengendalian oleh sebagian
besar masyarakat sering ditafsirkan sebagai usaha dari manajer atau
lembaga pengawasan sebagai kegiatan untuk mencari kesalahan. Padahal
fungsi pengawasan atau pengendalian tersebut adalah sebagai salah
satu keguatan untuk mengadakan perbaikan bila hasil atau jasa yang
sudah distandarisasi itu tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Standarisiasi merupakan salah satu tindakan awal dari proses
perencanaan dan standar itu harus terandalkan dan dapat dipercayai
sebagai dasar untuk mengevaluasi dan membandingkan dalam kegiatan
pengawasan.
Standarisasi
dari proses perencanaan ditujukan untuk pencapaian
sasaran atau efektifitas organisasi. Sedang kontrol baik dalam pengertian pengawasan atau pengendalian itu lebih difokuskan pada hasil atau produktifitas baik yang berupa barang atau jasa agar hasil usaha suatu organisasi itu sangat efisien. Jadi kontrol dapat disimpulkan lebih memusatkan pada efisiensi dan perencanaan atau planning lebih memusatkan pada efektivitas.
sasaran atau efektifitas organisasi. Sedang kontrol baik dalam pengertian pengawasan atau pengendalian itu lebih difokuskan pada hasil atau produktifitas baik yang berupa barang atau jasa agar hasil usaha suatu organisasi itu sangat efisien. Jadi kontrol dapat disimpulkan lebih memusatkan pada efisiensi dan perencanaan atau planning lebih memusatkan pada efektivitas.
Beberapa pakar
memberikan definisi controlling sebagai berikut:
- George R. Terry
Pengawasan adalah
untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan
korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana.
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan
korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana.
- Newman
Pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai
dengan rencana. - Henry Fayol
Pengawasan terdiri
dengan maksud untuk memperbaikinya dan mencegah
terulangnya kembali.
terulangnya kembali.
- Soejamto
Segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui sasaran obyek yang
diperiksa. - Sondang Siagian
Proses pengamatan
daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar dimana pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya
untuk menjamin agar dimana pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya
- Soekarno K
Suatu proses yang
menentukan tentang apa yang harus dikerjakan agar apa
yang diselenggarakan sejalan dengan rencana.
yang diselenggarakan sejalan dengan rencana.
Sedangkan
pengertian dari kontrol kualitas itu adalah aktifitas
pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk,
membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil
tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara
penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Tujuan dari pengendalian
kualitas adalah untuk mengendalikan kualitas produk atau jasa yang
dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas statistik merupakan
suatu alat tangguh yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya,
menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing.
Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan
oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai
pendistribusian produk ke konsumen. (Purnomo, 2004)
Pengertian Cargo
Quality Inspection
Pengendalian
kualitas merupakan teknik yang
sangat
bermanfaat agar suatu perusahaan dapat mengetahui kualitas produknya
sebelum dipasarkan kepada konsumen. Teknik pengendalian kualitas
dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kelayakan kualitas produk
berdasarkan batas-batas kontrol yang telah ditentukan. Berikut ini
adalah uraian lebih lanjut tentang pengendalian kualitas.
Cargo Quality
Control
adalah suatu pengendalian/pengontrolan terhadap kualitas dari suatu
kargo mulai dari sebelum kargo dikirim atau masuk ke dalam kontainer
yang kegiatan dari pengontrolan tersebut meliputi pengecekan dokumen,
spesifikasi sampai dengan fisik dari goods,
dimana proses dan tahapan-tahapan tersebut sesuai dengan aturan dan
syarat-syarat yang telah ditentukan agar kualitas dari kargo itu
sendiri dapat terjamin dan jika barang berkualitas baik maka konsumen
akan merasa puas dan feedback
terhadap
perusahaan semakin baik.
Dalam
Cargo
Quality Control
terdapat
beberapa aspek penting yang harus dijalankan dalam melakukan suatu
pengontrolan barang/goods,
aspek-aspek tersebut meliputi :
- Menerima Pemeriksaan Logistik
Dalam
menerima
pemeriksaan logistik,
harus dipastikan bahwa
unit kemasan utuh dan kuantitas serta
unit dinyatakan pada dokumen yang menyertainya sesuai
dengan jumlah aktual barang yang diterima (diturunkan).
- Pemeriksaan barang
Pemeriksaan
fisik barang selama penerimaan mereka berdasarkan data catatan materi
disepakati selama komunikasi dengan pelanggan.
- Penerimaan Independen
Sistem
penerimaan hanya berdasarkan catatan fisik (scanning) barang dalam
persediaan. Jika jumlah unit yang diterima berbeda dari jumlah yang
dinyatakan dalam dokumen yang menyertainya, maka
tidak terjadi kesesuaian
antara
dokumen dengan barang yang diproduksi.
- Independent pengiriman (label cek, cek beban)
Sistem
pengiriman hanya didasarkan pada catatan fisik (scanning) barang
dalam persediaan. Jika jumlah unit dirilis berbeda dari nomor yang
diperintahkan,
maka inspeksi
pengiriman tambahan
akan
dilakukan atau hanya jumlah aktual unit yang tersedia akan
dilepaskan.
- Bahan akhir / pemeriksaan barang
Pemeriksaan
fisik barang selama pengiriman berdasarkan catatan kualitas akhir
sebelumnya diberikan oleh pelanggan.
- Keluhan logistik
Secara
resmi didokumentasikan apabila
ketidaksesuaian
terdeteksi selama penerimaan (barang rusak, ketidaksesuaian jumlah
yang diterima dan dinyatakan dari palletes atau unit lain) yang
digunakan untuk menilai akurasi pengiriman.
Deskripsi
tepat ketidaksesuaian, termasuk dokumentasi foto.
- Lacak
Membalikkan
ketertelusuran semua gerakan dari unit yang
ditangani
mulai
dari
barang dari gudang
sampai
penerimaan akhir.
Tepat penentuan waktu gerakan dan orang yang bertanggung jawab untuk
transfer itu.
2.2 Tujuan
Cargo Quality Control
Tujuan Pengusaha
menjalankan Cargo
Quality Control
adalah untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa
kembali, serta perusahaan mendapat
keuntungan
dengan cara yang fleksibel
dan untuk
jangka panjang.
Standar kualitas
dari suatu produk tidak hanya ditentukan oleh perusahaan yang
bersangkutan, namun konsumen juga ikut berperan untuk menentukan
kualitas dari produk, sehingga perusahaan harus mengikuti standar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari pengendalian kualitas adalah :
a. Untuk mendapatkan
kualitas output yang konsisten dengan spesifikasi produk yang
diinginkan dan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan oleh
konsumen sehingga akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan
konsumen.
b. Untuk
membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui
prosedur kerja yang baik, pengurangan produk cacat, penekanan biaya
dan peningkatan order yang menguntungkan.
c. Usaha menyidik
dengan cepat apabila terjadi pergeseran proses produksi yang
menyebabkan penurunan kualitas, sehingga dapat diambil tindakan
pencegahan.
d. Untuk membantu
karyawan dalam memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kemampuannya
sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai.
2.3
Kegiatan dalam aktifitas Cargo Quality Control
Cargo
Quality
control
adalah
kegiatan inspecting,
testing dan
grading
dengan menggunakan
statistik sebagai
analisa data yang tepat sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi
yang baik dan yang tidak baik dipisah-pisahkan (grading)
untuk mencari mana yang dapat diterima (accept)
dan mana yang ditolak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesifikasi
produk atau jasa sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Dalam praktek kerja
pada bidang jasa cargo
atau
pengangkutan,
cargo quality control berperan
penting untuk menjaga kualitas pelayanan jasa perusahaan terhadap
konsumen
atau penguna jasa. Cargo
quality control merupakan
salah satu aspek terpenting dari sebuah perusahaan muatan untuk
melakukan perbaikan dan menguji sejauh mana pelayanan yang diberikan
kepada pengguna jasa dapat diperhitungkan sebagai acaun untuk
mengevaluasi atas jasa yang telah diberikan.
Diatas merupakan
salah satu bentuk Cargo
quality control yang
mengikuti standar ISO 16949:2009 mengenai Quality
Management System sebagai
acuan untuk dilakukanya sebuah inspeksi terhadap
pengendalian kualitas dalam dunia jasa pelayanan. Olehkarna itu
ketika kita berbicara mengenai kualitas maka kita akan mengacu kepada
ISO atau International
Standard Operations. Untuk
dunia jasa terkhusus muatan kargo ada beberapa ISO yang harus
dimiliki perusahaan sebagai bentuk penerapan kualitas bertarap
internasional, diantaranya
:
- Integrated ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, dan OHSAS 18001:2007.
- Internal Audit ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007
- ISO 9001:2008 Quality Management System
- ISO 14001:2004 Environmental Management System
- OHSAS 18001:2007 Manajemen K3
- ISO 28000 meningkatkan sistem keamanan
- dll
Pengendalian
kualitas atau Quality
Control pada
cargo
yang biasa digunakan untuk mengevaluasi kinerja jasa cargo
adalah
Perhitungan Pengendalian Kualitas dengan menggunakan statitik Quality
Control dan Diagram Pareto.
Statistic
Quality Control
Statistical
quality control (SQC) adalah
sebuah cara yang digunakan untuk menjelaskan sebuah perangkat
statistik yang digunakan oleh quality
professionals (orang
yang bertanggung jawab akan kualitas sebuah produk).
Statistical
quality control dapat
dibagi secara garis besar menjadi 3 bagian yaitu:
- Descriptive Statistics (Statistik Deskriptif) yang digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristrik dan hubungan dari sebuah kualitas. Termasuk didalamnya nilai-nilai statistik seperti mean (rata-rata), standar deviasi, range (jarak) dan analisa dari penyebaran data (data distribution)
- Statistical process control (SPC) berhubungan dengan inspeksi atau pengecek an pada sample acak yang merupakan output dari sebuah proses dan kemudian menentukan apakah produk dari produksi sesuai dengan karakteristik yang sesuai dengan range yang diberikan. SPC menjawab juga menjawaba apakah sebuah proses terlaksana dengan baik atau tidak.
- Acceptance sampling adalah sebuah proses acak dalam melakukan inspeksi atau pengecek an pada beberapa sampel barang dan kemudian menentukan apakah 1 lot /bagian produksi tersebut dalam menghasilkan produk dapat diterima. Acceptance sampling ini digunakan untuk menentukan sebuah batch (kumpulan produk) barang dapa diterima atau ditolak.
Diagram Pareto
Diagram Pareto
dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-19
merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan
suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal
sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan
menyebab utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam
kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses
program; komb inasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat
membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam
meningkatkan mutu pekerjaan.
Diagram Pareto
dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya.
Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian
lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba
untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah
kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat
menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk
atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan
oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati, dampak
keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan
tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan
membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari
penyederhanaan pemecahan.
Prinsip Diagram
Pareto
Prinsip Pareto
juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan
bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat
diterapkan pada hampir semua hal, seperti:
- 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa.
- 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
- 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda.
- 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.
- 20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Pengendalian
kualitas ini dilakukan ketika proses pembuatan barang hingga selesai
dan sampai barang tersebut berada ditangan konsumen sehingga
diharapkan ketika produk itu sudah jadi maka produk tersebut sesuai
dengan kualitas yang diharapkan.
Keuntungan
pengendalian kualitas bagi produk atau jasa antara lain:
- Dapat melakukan perbaikan kualitas produk atau jasa.
- Sistem secara kontinu dievaluasi dan dimodifikasi untuk memenuhi
- kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah.
- Meningkatkan produktivitas yang merupakan tujuan perusahaan.
- Peningkatan produktivitas ini berarti penurunan scrap dan proses ulang.
- Menurunkan biaya produksi.
- Dapat melakukan perbaikan kualitas dan produktivitas secara terus-menerus.
Proses
Cargo Quality Control
Kegiatan
pengendalian kualitas yang menunjang tercapainya standar kualitas
tertentu tersebut melibatkan banyak unsur,
unsur-unsur
tersebut adalah manusia, mesin, peralatan,
spesifikasi dan metode pengujian.
Dengan
adanya pengendalian kualitas diharapkan penyimpangan-penyimpangan
yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan
yang ingin dicapai. Oleh karena itu fungsi pengendalian kualitas ini
harus dilaksanakan sebelum maupun pada saat pekerjaan pembuatan
dilakukan.
Kegiatan pengendalian kualitas pada
dasarnya terdiri dari 4 langkah yaitu:
1. Menetapkan
standar, yaitu standar kualitas-biaya, standar kualitas-prestasi
kerja, standar kualitas-keamanan dan standar kualitas-keandalan yang
diperlukan untuk suatu produk.
2. Menilai
kesesuaian, antara produk yang dibuat dengan standar.
3. Mengambil
tindakan yang diperlukan, yaitu mencari penyebab timbulnya masalah
dan mencari pemecahan masalah.
4. Perencanaan
peningkatan, berupa pengembangan usaha-usaha yang kontinyu
untuk memperbaiki standar-standar biaya,
prestasi, keamanan dan keandalan.
Selain
proses-proses di atas, pada proses Cargo
Quality Control
juga dapat
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu On-Line
Quality Control dan
Off-line
Quality Control
sebagai berikut :
- On-line Quality Control adalah kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan selama proses pabrikasi berlangsung dengan menggunakan Statistical Process Control (SPC). Sifat On-line Quality Control adalah tindakan pengendalian yang reaktif,atau tindakan setelah kegiatan produksi berjalan. Artinya jika produk yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan, tindakan perbaikan terhadap proses dilakukan dengan tujuan meminimasi jumlah cacat yang terjadi.
- Off-Line Quality Control adalah pengendalian kualitas yang dilakukan sebelum proses produksi atau pengendalian kualitas yang bersifat preventif. Dengan tindakan preventif maka kemungkinan adanya cacat produk dan masalah kualitas dapat diatasi sebelum produksi berjalan. Pengurangan pada produk cacat akan mengurangi scrap dan produk gagal, yang akhirnya akan mengurangi pemulangan produk dari konsumen serta dapat mengurangi kerugian. Tujuan dari Off-Line Quality Control adalah untuk mengoptimasi desain produk dan proses dalam rangka mendukung kegiatan On-Line Quality Control.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar